0 Frame Relay

Frame Relay adalah protokol packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat telekomunikasi pada satu Wide Area Network (WAN).
Protokol ini bekerja pada lapisan Fisik dan Data Link pada model referensi OSI. Protokol Frame Relay menggunakan struktur Frame yang menyerupai LAPD, perbedaannya adalah Frame Header pada LAPD digantikan oleh field header sebesar 2 bita pada Frame Relay.

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.

Fitur Frame Relay
Kecepatan tinggi
Bandwidth Dinamik
Performansi yang baik/ Good Performance
Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)

Format Frame Relay
Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:



Flags
Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing.

Address
Terdiri dari beberapa informasi:
Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik.
Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan
C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response)
FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal
Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan

Data
Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 oktet.

Frame Check Sequence
Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima.

Virtual Circuit (VC) Frame Relay
Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam
jaringan.Terdapat dua tipe virtual circuit (VC):
Switched Virtual Circuit (SVC)
Permanent Virtual Circuit (PVC)

Switched Virtual Circuit (SVC)
Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC


Empat status pada SVC :

Call setup
Data transfer
Idling
Call termination


Call Setup

Call Setup: Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua perangkat DTE Frame Relay terbentuk.

Data Transfer













Data Transfer: Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (vc).




Idling











Idling: Pada kondisi idling, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti.

Call Termination















Call Termination: Setelah koneksi idle untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus.







Permanent Virtual Circuit (PVC)













PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan permintaan atau berdasarkan call-by-call. Walaupun jalur aktual melalui jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi circuit dari awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus menerus seperti dedicated point-to-point circuit.

Perbandingan PVC vs SVC

PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan leased line .Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status call setup dan termination. Hanya terdapat 2 status :

  • Data Transfer
  • Idling


Pendeteksi Error pada Frame Relay
Frame Relay menerapkan pendeteksi error pada saluran transmisi, tetapi Frame Relay tidak memperbaiki error. Jika terdeteksi sebuah error, frame akan dibuang (discarded) dari saluran transmisi. Proses seperti ini disebut :

Cyclic redundancy check (CRC)
Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah skema error-checking yang mendeteksi dan membuang data yang rusak (corrupted). Fungsi yang memperbaiki error (Error-correction) (seperti pengiriman kembali/retransmission data) diserahkan pada protokol layer yang lebih tinggi (higher-layer).

Implementasi Frame Relay
Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan private perusahaan atau organisasi.

Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, Frame Relay switching equipment (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay.

Jaringan Private
Pada jaringan private Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui interface Frame Relay pada jaringan data. Trafik Non-Frame Relay diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti private branch exchange [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi video-teleconferencing).


Contoh Konfigurasi Frame Relay




Konfigurasi pada Router0

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int ser 2/0
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#ip address 202.202.202.1 255.255.255.252
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay map ip 202.202.202.1 200 broadcast
Router(config-if)#frame-relay map ip 202.202.202.2 200 broadcast
Router(config-if)#no keepalive
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#end

Konfigurasi pada Router1

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int se 2/0
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#ip address 202.202.202.2 255.255.255.252
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay map ip 202.202.202.1 200 broadcast
Router(config-if)#no keepalive
Router(config-if)#end

  1. Ada dua opsi saat konfigurasi koneksi frame relay atau circuit:Point-to-point yang mensimulasikan suatu sambungan leased line- suatu sambungan langsung dengan suatu piranti tujuan
  2. Multipoint, yang menghubungkan setiap circuit untuk berkomunikasi dengan lebih dari satu piranti tujuan. Ciscuit yang sama digunakan untuk multiple komunikasi

Konfigurasi jaringan frame relay:.
  1. Enable jaringan frame relay pada interface (serial S0 ataupun S1 dari router anda) dengan cara memilih jenis “Encapsulation type”
  2. Memberikan address network layer pada interface seperti IP address interface S0 atau S1
  3. Mengkonfigurasi address dynamic (menggunakan “inverse arp”) ataupun address statis (mapped interface)
  4. Untuk sub-interface Point-to-Point, atau sub-interface Multi-point dengan menggunakan dynamic address, gunakan DLCI pada sub-interface
  5. Untuk setting opsional gunakan LMI setting

Catatan: secara default router Cisco melakukan autosensing jenis LMI yang dipakai dan melakukan konfigurasi sesuai jenis LMI seperlunya.
Anda perlu melakukan setting LMI jika router gagal melakukan autosensing atau anda perlu melakukan setting manual.

Berikut adalah step untuk konfigurasi jaringan Frame relay:

Cisco command Keterangan

Router (config-if) # encap frame

Enable jaringan frame relay dan setting metoda “encapsulation type”

Router (config-if) # ip address 10.0.0.1 255.0.0.0

Memberikan suatu address network layer pada interface yang dipilih

Router (config-if) # frame inverse-arp
Atau melakukan static address
Router (config-if) # frame map ip 10.0.0.3 100

Enable inverse-arp (jika kondisi ‘disable’) atau melakukan pemetaan manual ke nomor DLCI

Router (config-if) # frame lmi-type cisco
Router (config-if) # keepalive 9

Konfigurasi jenis LMI

Konfigurasi serial sub-interface: Point-to-Point
Untuk melengkapi interface Point-to-Point anda bisa melakukan step berikut:
Cisco command Keterangan

Router (config-if) # encap frame

Enable jaringan frame relay dan setting metoda “encapsulation type”

Router (config-if) # int s0.1 point

Membuat sub-interface pada serial s0 dan memberikan identitas interface Point-to-point

Router (config-subif) # ip address 11.0.0.1 255.0.0.0

Memberikan address network layer

Router (config-subif) # frame interface-dlci 100

Konfigurasi jenis addressing static ataupun dynamic
Catatan: untuk sub-interface Point-to-Point ataupun sub-interface multi-point dengan addressing dynamic, anda juga harus memberikan suatu nomor DLCI pada sub-interface.

Konfigurasi sub-interface Multi-point
Step berikut adalah konfigurasi jaringan frame relay serial sub-interface multi-point
Cisco command Keterangan

Router (config-if) # encap frame

Enable jaringan frame relay dan setting metoda “encapsulation type”

Router (config-if) # int s0.100 multipoint

Membuat sub-interface dan mengidentifikasikan interface multipoint.

Router (config-subif) # ip address 13.0.0.1 255.0.0.0

Memberikan address network layer

Router (config-subif) # frame interface-dlci 300
Atau konfigurasi static address
Router (config-subif) # frame map ip 13.0.0.3 300

Konfigurasi static ataupun dynamic addressing (DLCI untuk untuk inverse-arp)
Catatan: untuk sub-interface point-to-point atau multi-point dengan dynamic addressing, anda harus juga memberikan DLCI number pada sub-interface.

Konfigurasi jaringan frame relay back-to-back

Pada seksi sebelumnya dijelaskan router connect pada jaringan frame relay yang sudah ada dan router di konfigurasi sebagai DTE dengan DCE nya adalah frame relay switch di jaringan Telkom penyedia frame relay di central office. Anda bisa configure Cisco router sebagai DCE dalam suatu scenario jaringan frame relay back-to-back untuk keperluan testing.

Lengkapi step berikut untuk konfigurasi dua router yang dihubungkan back-to-back menggunakan jaringan frame relay.
  1. Hubungkan kedua router dengan kabel yang benar, gunakan kabel DTE pada satu router dan kabel DCE untuk kabel router satunya atau gunakan saja suatu kabel DTE/DCE crossover cable.
  2. Pada modus interface, set “clock rate” pada interface router yang berfungsi sebagai DCE.
  3. Lengkapi konfigurasi item-2 berikut untuk setiap interface yang terhubung.
Enable jaringan frame relay dan set metoda “encapsulation”
Berikan addressing network layer
Matikan “keep-alive” interval
Petakan address pada DLCI (gunakan

DLCI yang sama untuk keduanya) atau berikan DLCI number pada interface
(gunakan DLCI yang sama untuk keduanya)
Command-2 berikut digunakan untuk konfigurasi kedua router untuk setiap interface terhubung.




RouterD (config) # int s0
RouterD (config-if) # encap frame
RouterD (config-if) # ip address 10.0.0.1 255.0.0.0
RouterD (config-if) # no keepalive
RouterD (config-if) # frame map ip 10.0.0.2 100
RouterD (config-if) # clock rate 56000

RouterE (config) # int s0
RouterE (config-if) # encap frame
RouterE (config-if) # ip address 10.0.0.2 255.0.0.0
RouterE (config-if) # no keepalive
RouterE (config-if) # frame map ip 10.0.0.1 100
Anda juga bisa menggantikan command berikut untuk command frame-relay map untuk kedua router
Frame-relay interface-dlci 100

Cara monitoring jaringan frame relay
Seteah jaringan frame relay sudah diconfigure, anda bisa menggunakan beberapa command untuk memonitor atau melihat konfigurasi jaringan frame relay anda pada router. Sebagai tambahan command #show run, gunakan command-2 berikut untuk melihat informasi jaringan frame relay.


Jika anda ingin melihat Gunakan command berikut
DLCI numbers Show run
Show frame pvc
Frame relay network encapsulation method Show int
Show run
Interface configuration (DCE or DTE) Show frame pvc
Show int
LMI information and traffic statistics Show frame lmi
Show int
Global traffic statistic Show frame traffic
Addresses and associated DLCIs Show frame map


Sumber :
sysneta.com
blog.ocid8.co.cc/
i-networking.net
wikipedia.org
restama.com

0 Laporan Autentikasi PPP (PAP-CHAP-PAP)

0 Laporan Autentikasi PPP (CHAP-PAP-CHAP)

0 Laporan Autentikasi PPP (CHAP-PAP)

0 Laporan Tes Proxy Server

0 GPL,GNU,dan FDL

GPL adalah sebuah lisensi yang menyatakan bahwa sebuah karya intelektual (biasanya software) bebas dipakai, disalin, diedarkan, bahkan dikembangkan oleh siapapun tanpa harus membayar atau ijin terlebih dulu. GPL atau bila diterjemahkan menjadi Lisensi Publik Umum pertama kali dibuat oleh Richard Stallman untuk proyek-proyek pembuatan software di bawah bendera GNU.

GNU sendiri adalah sebuah yayasan pembuat software-software gratis termasuk Linux. Seiring perkembangannya, GPL tidak hanya dipakai oleh GNU dan Linux saja. Sekarang telah ada lebih dari 60.000 aplikasi yang menyatakan dirinya berlisensi GPL. Khusus untuk urusan aplikasi, saat ini telah berdiri Free Software Foundation (FSF) yang merupakan perhimpunan pembuat software gratis sedunia.















Bagi penganut GPL, karya intelektual - seperti halnya ilmu pengetahuan - pada dasarnya tidak memiliki hak cipta. Karena ia berasal dari 'Ide Murni' dan sudah sepantasnya dinikmati oleh seluruh umat manusia karena memang sudah menjadi hak alamiah. 'Ide murni' berbeda dengan barang dagangan seperti meja maupun kursi yang membutuhkan biaya produksi. 'Ide Murni' seperti wahyu, ia datang secara natural langsung dari 'atas sono', maka sudah seharusnya jika ia disebarluaskan demi kemajuan bersama. Berbagai ketentuan GPL tersebut dituangkan dalam ayat-ayat GPL. Kesepakatan GPL sendiri hingga saat ini telah mengalami tiga kali penyempurnaan, yang paling akhir adalah ketentuan GPL versi ke 3 (GPLv3).

Lalu bagaimana cara yayasan-yayasan pembuat software tersebut membiayai dirinya? biasanya dari dua sumber, yang pertama dari iklan dan yang kedua dari sumbangan, baik oleh pemakai software maupun perusahaan-perusahaan yang merasa diuntungkan oleh adanya software tersebut. Memang, GPL tidak bisa menyulap pembuat software bisa sekaya Bill Gates, tetapi kenyataan membuktikan bahwa mereka ternyata lebih dihargai dan dihormati, baik oleh penggunanya maupun oleh para pengembang ilmu pengetahuan itu sendiri.

Harus diakui pula, tanpa ada kesepakatan GPL perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi tidak akan seperti sekarang. Coba bayangkan, jika PHP, MySQL, JavaScript, Apache, Joomla, E-commerce, Wordpress, dan Mozzila tidak berada di bawah lisensi GPL, internet tidak akan semaju ini.. online shop akan pincang, website hanya dimonopoli orang-orang tertentu saja, bisnis online hanya menjadi milik mereka yang memiliki uang .











GPL adalah gebrakan luar biasa yang sempat membuat perusahaan-perusahaan software raksasa seperti Microsoft dan Adobe kebakaran jenggot. Bagaimana tidak? sifat program GPL yang terbuka membuat semua orang dapat mengembangkan dan menyempurnakannya secara bebas. Hasilnya pun luar biasa, banyak software-software GPL yang terbukti lebih sempurna dari pada software-software berbayar, contohnya adalah Firefox atau Opera yang saat ini sedang kita pakai (coba bandingkan dengan Internet Explorer.. ha..ha..). Bandingkan pula tingkat keluwesan PHP & MySQL dengan Ms ASP & Ms SQLServer (yang 'kurang' laku tuh).. ha..ha..

Berbagai komunitas pengguna dan pengembang software GPL pun mulai bermunculan. Biasanya komunitas-komunitas tersebut menolak keras penggunaan software-software komersil. Mereka menggunakan Linux untuk operating system, mengetik dengan OpenOffice, berselancar dengan Firefox, membaca email dengan Thunderbird, ngeblog dengan Wordpress atau Blogspot, bikin website dengan Joomla, mengelola server dengan CPanel, bikin animasi 3D dengan Blender, membuka foto dengan Fastone, mengedit gambar dengan Gimp, dan lain sebagainya.



Free Document License (FDL)

Tujuan dari Lisensi ini adalah untuk membuat suatu manual, buku teks, atau dokumen fungsional dan berguna lainnya menjadi "bebas" dalam pengertian kebebasan: untuk meyakinkan semua orang mengenai kebebasan efektif untuk menyalin dan mendistribusikan ulang, dengan atau tanpa modifikasi, baik untuk tujuan komersial maupun non-komersial. Kedua, Lisensi ini menyediakan suatu jalan bagi pencipta dan penerbit untuk tetap mendapatkan penghargaan bagi karya mereka, tanpa dianggap bertanggung jawab terhadap modifikasi yang dilakukan oleh orang lain.

Lisensi ini merupakan suatu bentuk "copyleft", yang berarti bahwa karya turunan dari dokumen tersebut harus bebas dalam pengertian serupa. Hal tersebut komplementer dengan Lisensi Publik Umum GNU, yang merupakan suatu lisensi copyleft yang dirancang bagi perangkat lunak bebas.

Kami telah merancang Lisensi ini untuk menggunakannya bagi manual perangkat lunak bebas, karena perangkat lunak bebas membutuhkan dokumentasi bebas: suatu program bebas harus disertai dengan manual yang menyediakan kebebasan yang sama seperti yang disediakan perangkat lunaknya. Namun Lisensi ini tidak dibatasi hanya untuk manual perangkat lunak; ia dapat pula digunakan untuk segala karya tekstual, tak tergantung bahasan subjek atau apakah ia diterbitkan sebagai buku cetak. Kami menganjurkan Lisensi ini terutama bagi karya yang tujuannya adalah sebagai petunjuk atau rujukan

MODIFIKASI
Anda dapat menyalin atau mendistribusikan suatu Versi Modifikasi dari Dokumen sesuai dengan kondisi pada bagian 2 dan 3 di atas, asalkan Anda merilis Versi Modifikasi tersebut tepat sesuai Lisensi ini, dengan Versi Modifikasi mengisi posisi Dokumen, sehingga melisensikan distribusi dan modifikasi dari Versi Modifikasi pada siapapun yang memiliki salinannya. Sebagai tambahan, Anda harus melakukan hal-hal berikut pada Versi Modifikasi:

A. Gunakan pada Halaman Judul (dan pada sampul, jika ada) suatu judul yang khusus untuk Dokumen, dan dari versi sebelumnya (yang harus, jika ada, didaftarkan pada bagian Riwayat dari Dokumen). Anda dapat menggunakan judul yang sama dengan versi sebelumnya jika penerbit asli versi tersebut memberikan izin.
B. Cantumkan pada Halaman Judul, sebagai pencipta, satu atau lebih orang atau entitas yang bertanggung jawab atas ciptaan modifikasi pada Versi Modifikasi, bersama dengan paling tidak lima pencipta utama Dokumen (semua pencipta utama, jika lebih sedikit dari lima), kecuali jika mereka membebaskan Anda dari persyaratan ini.
C. Nyatakan pada Halaman Judul nama penerbit Versi Modifikasi sebagai penerbit.
D. Pertahankan semua pernyataan hak cipta pada Dokumen.
E. Tambahkan pernyataan hak cipta yang diperlukan untuk modifikasi Anda berdekatan dengan pernyataan hak cipta lainnya.
F. Sertakan, tepat setelah pernyataan hak cipta, suatu pernyataan lisensi yang memberikan izin publik untuk menggunakan Versi Modifikasi sesuai aturan Lisensi ini, dalam bentuk seperti pada Lampiran di bawah.
G. Pertahankan pada pernyataan lisensi tersebut daftar lengkap Bagian Invarian dan Teks Sampul yang disyaratkan untuk diberikan pada pernyataan lisensi Dokumen.
H. Cantumkan salinan tak berubah dari Lisensi ini.
I. Pertahankan bagian berjudul "Riwayat", Pertahankan Judulnya, dan tambahkan padanya suatu item yang menyatakan paling tidak judul, tahun, pencipta baru, dan penerbit Versi Modifikasi sesuai dengan Halaman Judul. Jika tak terdapat bagian berjudul "Riwayat" pada Dokumen, buat satu yang menyatakan judul, tahun, pencipta, dan penerbit Dokumen sesuai Halaman Judul, lalu tambahkan satu item menjelaskan Versi Modifikasi seperti dijelaskan pada kalimat terdahulu.
J. Pertahankan lokasi jaringan, jika ada, yang diberikan dalam Dokumen untuk akses publik ke salinan Transparan Dokumen, dan juga lokasi jaringan yang diberikan pada Dokumen dari versi sebelumnya yang menjadi dasarnya. Semua ini dapat ditempatkan pada bagian "Riwayat". Anda dapat mengesampingkan suatu lokasi jaringan untuk suatu karya yang dipublikasikan paling tidak empat tahun sebelum Dokumen itu sendiri, atau jika penerbit asli versi yang dirujuk tersebut memberikan izin.
K. Untuk semua bagian yang berjudul "Penghargaan" atau "Dedikasi", Pertahankan Judul bagian tersebut, dan pertahankan pada bagian itu semua substansi dan gaya penghargaan atau dedikasi yang diberikan tiap kontributor pada bagian tersebut.
L. Pertahankan semua Bagian Invarian Dokumen, tanpa perubahan pada teks dan judulnya. Nomor bagian atau ekivalennya tidak dianggap sebagai bagian judul bagian.
M. Hapus semua bagian yang berjudul "Pengesahan". Bagian tersebut tidak boleh disertakan dalam Versi Modifikasi.
N. Jangan mengubah bagian yang apapun sudah ada menjadi "Pengesahan" atau untuk menimbulkan konflik judul dengan Bagian Invarian.
O. Pertahankan semua Penyangkalan Jaminan.

Jika Versi Modifikasi menyertakan bagian utama baru atau lampiran yang layak sebagai Bagian Sekunder dan tidak mengandung bahan yang disalin dari Dokumen, Anda dapat sesuai pilihan menyebutkan beberapa atau seluruh bagian tersebut sebagai invarian. Untuk melakukan hal itu, tambahkan judul mereka pada daftar Bagian Invarian dalam pernyataan lisensi Versi Modifikasi. Judul-judul tersebut harus dapat dibedakan dengan judul-judul bagian lain.
Anda dapat menambahkan suatu bagian berjudul "Pengesahan", asalkan bagian tersebut hanya mengandung pengesahan Versi Modifikasi Anda oleh berbagai pihak--sebagai contoh, pernyataan atau penilaian sejawat atau bahwa teks tersebut telah disetujui oleh suatu organisasi sebagai definisi autoritatif atas suatu standar.
Anda dapat menambahkan suatu rangkaian kata maksimum lima kata sebagai suatu Teks Sampul Muka, dan rangkaian maksimum 25 kata sebagai Teks Sampul Belakang, di akhir daftar Teks Sampul pada Versi Modifikasi. Hanya satu rangkaian kata untuk Teks Sampul Muka dan satu untuk Teks Sampul Belakang yang dapat ditambahkan oleh (atau melalui pengaturan yang dibuat oleh) satu entitas. Jika Dokumen telah mengandung suatu teks sampul untuk sampul yang sama, yang sebelumnya ditambahkan oleh Anda atau oleh pengaturan yang dibuat oleh entitas yang sama yang Anda wakili, Anda tak dapat memberikan tambahan baru; tapi Anda dapat mengganti versi lama, dengan izin eksplisit dari penerbit terdahulu yang menambahkan versi lamanya.

Lisensi ini tidak berarti bahwa pencipta dan penerbit Dokumen memberikan izin untuk menggunakan nama mereka untuk publisitas atau untuk meyakinkan atau memberikan pengesahan terhadap Versi Modifikasi manapun.

Cara menggunakan Lisensi ini pada suatu dokumen
Untuk menggunakan Lisensi ini pada suatu dokumen yang telah Anda tulis, sertakan satu salinan Lisensi di dalam dokumen dan cantumkan pernyataan hak cipta dan lisensi berikut tepat setelah halaman judul:

Hak Cipta (c) TAHUN NAMA ANDA.
Izin diberikan untuk menyalin, mendistribusikan dan/atau memodifikasi
dokumen ini sesuai aturan Lisensi Dokumentasi Bebas GNU, Versi 1.2
atau semua versi yang lebih baru yang dipublikasikan oleh Free
Software Foundation; tanpa Bagian Invarian, tanpa Teks Sampul Depan,
dan tanpa Teks Sampul Belakang. Satu salinan lisensi ini disertakan
pada bagian berjudul "Lisensi Dokumentasi Bebas GNU".
Jika Anda memiliki Bagian Invarian, Teks Sampul Depan dan Teks Sampul Belakang, ganti bagian "tanpa...Teks." dengan ini:
dengan Bagian Invarian adalah DAFTARKAN JUDULNYA, dengan Teks Sampul
Depan adalah DAFTAR, dan dengan Teks Sampul Belakang adalah DAFTAR.
Jika Anda memiliki Bagian Invarian tanpa Teks Sampul, atau kombinasi lain di antara ketiganya, gabungkan kedua alternatif tersebut agar sesuai dengan situasi.
Jika dokumen Anda mengandung contoh non-trivial kode program, kami menganjurkan Anda merilis contoh-contoh tersebut paralel dengan pilihan lisensi perangkat lunak bebas Anda, seperti Lisensi Publik Umum GNU, untuk mengizinkan penggunaannya dalam perangkat lunak bebas.

source :

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Lisensi_Dokumentasi_Bebas_GNU

http://www.gravisware.com/informasi/96-general-public-license-gpl.html

0 PraKBM EIRP

EIRP (Effective Isotropic Radiated Power). EIRP adalah energi

efektif yang didapat pada main lobe dari antena pengirim.

Menghitung EIRP adalah dengan menjumlahkan penguatan antena

(dalam satuan dBi) dengan level energi (dalam satuan dBm) pada

antena tersebut.

sumber : http://rahmat999.wordpress.com/2009/08/03/penjelasan-dbm-dbi-eirp/

Penjelasan dan Perhitungan EIRP

Dalam sebuah Wireless Wide Area Network WWAN yang di operasikan di sebuah kota, sangat penting untk menjamin bahwa frekuensi dapat digunakan kembali untuk jarak tertentu. Seperti di dijelaskan sebelumnya bahkan antenna omni memungkinkan kita untuk mengcover jarak 4-5 km (diameter 8-10 km). Sedang dengan antenna sektoral pada Access Point kita dapat mengcover 6-8 km. Oleh karenanya, sesudah 4-10 km kita dapat me-reuse (memakai ulang) frekuensi untuk rekan lain yang ingin menggunakannnya.

Untuk menjamin bahwa frekuensi reuse dapat digunakan dengan baik, kita perlu membatasi maksimum daya yang diijinkan untuk terbang dari antenna. Salah satu batasan yang biasa digunakan adalah Effective Isotropic Radiated Power (EIRP). Effective Isotropics Radiated Power (EIRP) dapat dihitung dengan mudah menggunakan rumus berikut,

Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dalam dBm
= daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBi]
Effective Radiated Power (ERP) dalam dBm
= daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBd]

Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) biasanya kita gunakan. Kita biasanya membatasiEIRP sekitar 36dBm.


Batas Legal

Batas EIRP yang legal pada frekeunsi 2.4GHz di Indonesia adalah:

Bagi mereka yang melanggar peraturan ini kemungkinan akan di kenakan ancaman merusak system komunikasi dengan denda Rp. 600 juta dan atau penjara 6 tahun.


Contoh perhitungan daya Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)

TX PowerTX Power (dBm)Power Gain / LossInput Power ke AntennaAntennaEIRPLegal (Yes / No)
1 Watt(+30 dBm)-1 dB loss via 1 m coax+ 29 dBm+6 dBi+35 dBmYes
100 mW(+20 dBm)+14 dB Amplifier+34 dBm+8 dBi+42 dBmNo
25 mW(+14 dBm)+14 dB Amplifier+28 dBm+8 dBi+36 dBmYes

Kemudian ada beberapa faktor yang mempengaruhi transmisi sinyal wireless di udara, seperti Free Path Loss, Penyerapan Sinyal, Pemantulan Sinyal, Pemecahan Sinyal, Pembelokan Sinyal dan Line of Sight (LOS).
Apa itu Free Path Loss dan kawan-kawannya yang disebutkan diatas ? berikut penjelasan singkatnya :

  • Free Path Loss
    Model dimana sebuah sinyal yang menjauhi sumbernya makin lama akan menghilang. Ilustrasinya seperti saat anda menjatuhkan batu secara vertikal ke sebuah kolam air, akan terbentuk gelombang yang menjauhi titk batu dijatuhkan dan semakin jauh semakin menghilang, namun tidak berhenti, hanya menghilang. Sama halnya seperti sinyal Gelombang Radio
  • Absorption ( Penyerapan/Peredaman Sinyal )
    Seperti diketahui semakin besar Amplitudo gelombang (Power) Semakin jauh sinyal dapat memancar. Ini baik karena dapat menghemat acess point dan menjangkau lebih luas. Dengan mengurangi besar amplitudo (Power) suatu sinyal, maka jarak jangkauan sinyal tersebut akan berkurang. Faktor yang mempengaruhi transmisi wireless dengan mengurangi Amplitudo (Power) disebut Absorption (Penyerapan sinyal). Efek dari Penyerapan adalah panas. Masalah yang dapat dihadapi ketika signal di serap seluruhnya adalah, sinyal berhenti. Namun efek ini tidak mempengaruhi/ merubah panjang gelombang dan frekuensi dari sinyal tersebut.
    Anda pasti bertanya-tanya, benda apa yang dapat menyerap signal. Tembok, tubuh manusia, dan karpet dapat menyerap/meredam sinyal. Benda yang dapat menyerap/meredam suara dapat meredam sinyal.
    Peredaman sinyal ini perlu diperhitungkan juga saat akan mendeploy jaringan wireless dalam gedung, terutama bila ada kaca dan karpet. karena dalam hal ini peredaman sinyal akan terjadi.
  • Pemantulan Sinyal
    Sinyal radio bisa memantul bila menemui cermin/kaca. Biasanya banyak terjadi pada ruangan kantor yang di sekat. PemantulanI pun tergantung dari frekuensi signalnya. Ada beberapa frekuensi yang tidak terpengaruh sebanyak frekuensi yang lainnya. Dan salah satu efek dari pemantulan sinyal ini adalah terjadinya Multipath.
    Multipath artinya singnal datang dari 2 arah yang berbeda. Karakteristiknya adalah penerima kemungkinan menerima signal yang sama beberapa kali dari arah yang berbeda. Ini tergantung dari panjang gelombang dan posisi penerima. Karakteristik lainnya adalh Multipath dapat menyebabkan sinyal yang = nol, artinya saling membatalkan, atau dikenal dengan istilah Out Of Phase signal.
  • Pemecahan Sinyal / Scattering
    Isu dari pemecahan sinyal terjadi saat sinyal dikrim dalam banyak arah. Hal ini dapat disebabkan oelh beberapa objek yang dapat memantulkan signal dan ujung yang lancip, seperti partikel debu di air dan udara. Ilustrasinya dalah menyinari lampu ke pecahan kaca. Cahaya akan dipantulkan ke banyak arah dan menyebar. Dalam skala besar adalah bayangkan saat cuaca hujan. Hujan yang besar mempunyai kemampuan memantulkan sinyal. oleh karena itu disaat Hujan , sinyal wireless dapat terganggu.
  • Pembelokan Sinyal / Refraction
    Refraction adalah perubahan arah, atau pembelokan dari sinyal disaat sinyal melewati sesuatu yang beda massanya. Sebagai contoh sinyal yang melewati segelas air. Sinyal ada yang di pantulkan dan ada yang dibelokkan.
  • LOS (Line of Sight)
    Line of Sight artinya suatu kondisi dimana pemancar dapat melihat secara jelas tanpa halangan sebuah penerima. Walaupun terjadi kondisi LOS, belum tentu tidak ada gangguan pada jalur tersebut. Dalam hal ini yang harus diperhitungkan adalah - Penyerapan sinyal, pemantulan sinyal, pemecahan sinyal. Bahkan dalam jarak yang lebih jauh bumi menjadi sebuah halangan, seperti kontur bumi, gunung, pohon, dan halangan lingkungan lainnya.

Untuk menentukan pengaruh dari kekuatan sinyal wireles, ada beberapa hal dan metoda yang dapat digunakan yaitu :

  • Fresnel Zone
    Sebagai latar belakang, Augustin-Jean Fresnel adalah seorang fisikawan Prancis dan sarjana sipil yang hidup di tahun 1788 ~ 1827. Beliau secara tepat mengasumsikan bahwa cahaya bergerak seperti gelombang. Dan karena penemuan beliau, sebuah metoda untuk menentukan dimana pemantulan akan terjadi di antara pengirim dan penerima, dan diberi nama seperti namanya. Inilah yang disebut Fresnel Zone. Rumus Fresnel Zone ini dapat menentukan posisi ketinggian antena dengan Jarak yang dapat di tembus oleh sinyal Wireless. Dengan perhitungan yang tepat akan didapatkan hasil yang memuaskan dan tentunya diperhitungkan. Namun penerapan di Indoor sinyalnya terlalu pendek sehingga tidak terlalu berefek dalam jaringan wifi indoor.
  • Received Signal Strength Indicator (RSSI)
    RSSI ini menggunakan nilai yang spesifik untuk tiap vendor. Oleh karena itu penilaian vendor A belum tentu sama dengan vendor B. RSSI biasa diukur dalam besaran dBm. Salah satu alat untk menentukan RSSI adalah software Network Stumbler.
  • Signal to Noise Ratio (SNR)
    SNR adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seberapa kuat sinyal dibandingkan dengan gangguan di sekeliling yang menggangu sinyal. Bila Sinyal lebih kuat daripada gangguan / Noise maka sinyal dapat di tankap oleh receiver lebih baik, dan sebaliknya demikian. Blla Noise sekitar terlalu besar, maka yang akan di tangkap oleh receiver adalah sinyal yang samr-samar dan transmisi data tidak dimengerti. Bila Aplikasi yang anda gunakan dapat melaporkan pengukuran SNR, lebih baik bila mendapatkan angka yang lebih tinggi, namun juga dibuat berdasar nilai RSSI nya, sehingga juga ditentukan sendiri oleh vendor.
  • Link Budget
    Link Budget adalah nilai yang menghitung semua gain dan loss antara pengirim dan penerima, termasuk atenuasi, penguatan / gain antena, dan loss lainnya yang dapat terjadi. Link Budget dapat berguna untuk menentukan berapa banyak power yang dibutuhkan untuk mengirimkan sinyal agar dapat di mengerti oleh penerima sinyal.
    Berikut adalah rumus sederhana untuk menentukan Link Budget :

Received Power (dBm) = Transmitted Power (dBm) + Gains (dB) - Losses (dB)

Dengan memahami beberapa hal yang dapat mempengaruhi sinyal wireless dan karakteristiknya, maka kita akan dapat membangun jaringan Wireless yang lebih reliable dan diperhitungkan secara keseluruhan. Namun hal tersebut belum tentu tidak berubah karena seiring dengan waktu, pasti faktor-faktor yang ada akan berubah, misalnya tiba tiba dibangun sebuah bangunan yang menghalangi antena pemancar dan penerima, maka sinyal akan terganggu. Namun tentunya semua lebih dapat dimengerti dan beberapa pertanyaan yang misteri dapat di jawab dengan lebih baik.
Terutama bagi anda yang akan mendesign sebuah jaringan wireless yang tidak hanya asal Connect dan jalan.

sumber : http://www.indohotspot.net/ZoneWifi/frontpage/readtutorial/22
sumber : http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/EIRP

0 CHAP dan Frame Relay

0 Laporan PPP PAP

1 Mengatur Bandwidth Download dengan Squid

0 Authenticated Proxy